May 7, 2008

Vaksinasi Pencegah Kanker Rahim

Ada hubungan erat antara kanker leher rahim dan Human Papilloma Virus (HPV). Jika virus ini menginfeksi perempuan, ada kemungkinan berisiko menjadi kanker leher rahim.

Usianya baru genap 15 tahun tanggal 21 September nanti. Garis-garis wajah dan bibirnya mewarisi wajah cantik Sophia Latjuba, ibunya. Dialah Eva Celia, putri Sophia Latjuba dari pernikahannya dengan musisi Indra Lesmana yang belakangan ini mulai merambah dunia sinetron Indonesia.

Ditemani ayah tirinya, Michael Villareal, Eva Celia hadir di Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta akhir Juni lalu untuk mendapatkan vaksinasi pencegahan kanker leher rahim.

"Kanker leher rahim disebabkan oleh HPV atau Human Papilloma Virus. Virus itu bisa dicegah dengan vaksinasi sejak dini, yaitu sejak usia remaja seperti saya sekarang ini," katanya di hadapan wartawan yang mengerumuninya.

HPV berpotensi menular lewat kontak kelamin. Di antaranya tentu saja lewat hubungan seks. Soal vaksinasi dan tetek bengek seputar kanker leher rahim, Eva mengaku sudah mendapatkan penjelasan yang cukup dari dokter dan kedua orangtuanya.

"Saya senang sekali memiliki orangtua yang sangat terbuka. Dan kehadiran saya di sini ingin meningkatkan kesadaran teman-teman sebaya akan bahaya kanker leher rahim," ujar Eva.

Vaksinasi Wajib

Sayangnya, Sophia Latjuba, ibundanya yang jelita, tidak hadir menemani Eva saat divaksinasi. "Soalnya, anak kami yang kecil baru bangun tidur dan tak bisa ditinggal," ungkap Michael.

"Sebagai orangtua, saya tentu akan mengambil langkah apa pun secepat mungkin yang terbaik untuk anak. Tentu kami khawatir soal bahaya kanker rahim dan bila sudah ada pencegahannya, kenapa itu tidak dilakukan," tutur pria berdarah Amerika yang lancar berbahasa Indonesia ini.

"Ah, saya nggak takut kok divaksinasi. Nggak takut dengan jarum suntik," kata Eva. Namun, ketika Dr. Nugroho Kampono, Sp.OG, mulai mengarahkan jarum suntik ke lengannya, Eva menoleh ke arah lain, jauh dari tempat jarum suntiK menusuk lengannya.

Menjadi pusat perhatian juru warta hari itu untuk membantu kampanye kanker leher rahim, Eva mengaku tidak diminta jadi duta kanker leher rahim. "Bukan saya, tetapi Chika, anak pasangan Katon dan Ira Wibowo," katanya.

Remaja putri seusia Chika dan Eva Celia itu merupakan target ideal untuk mendapatkan vaksinasi kanker leher rahim. "Sebenarnya vaksinasi ini bisa diberikan kepada perempuan segala umur, tetapi ada syaratnya, yaitu tidak ada kontak seksual, kondisi leher rahim normal, dan tak ada lesi pra kanker. Di Amerika Serikat, usia ideal perempuan untuk divaksinasi 9 hingga 13 tahun, mungkin di Indonesia dari 14 hingga 27 tahun," papar Dr. Nugroho.

Pemberian vaksin dilakukan tiga kali berturut-turut. Setelah vaksin pertama, dua bulan berikutnya pasien hares kembali untuk vaksinasi kedua. Vaksin ketiga atau terakhir berjarak enam bulan kemudian.

Harga per suntikan vaksin Rp 950 ribu hingga satu juta. "Itu belum biaya lain-lain," ujar Dr. Nugroho. Memang diakuinya mahal dan saat ini baru bisa dijangkau kalangan menengah ke atas.

"Di masa depan vaksinasi jenis ini jadi sebuah kewajiban di negara maju seperti di AS. Saya yakin karena masuk vaksinasi wajib, kelak harganya bakal turun seperti dalam kasus vaksin hepatitis B," katanya.

Ditularkan Pria

Diakui oleh Dr. Nugroho, vaksinasi itu hanya mencegah HPV jenis 16 dan 18 yang berisiko menyebabkan kanker leher rahim. "Vaksin ini tidak bisa membunuh 30 hingga 40 HPV yang menyerang organ reproduksi dari 120 jenis yang telah diketahui. Namun, ada juga beberapa jenis HPV yang ikut tercegah berkat vaksinasi ini," ungkapnya.

Cara penularan HPV bisa melalui jalur seks dan non-seks. Jalur seks terjadi lewat kontak alat kelamin, baik lewat hubungan seks ataupun seks oral. Jalur non-seks terjadi lewat baju dalam, sarung tangan operasi, maupun kelahiran normal lewat vagina. Dalam hal ini virus berpindah ke bayi dari vagina lewat saluran pernapasan bayi.

Infeksi HPV ini, menurut Dr. Nugroho, tergolong dalam penyakit menular seksual (PMS). Lebih dari 75 persen wanita yang berhubungan intim pernah terinfeksi virus HPV. Puncak infeksi ini terjadi antara umur 18 hingga 22 tahun. Infeksi itu meningkat berlipat-lipat risikonya jika sering berganti pasangan. "Ingatlah pula bahwa pria juga dapat menularkan HPV," sebutnya.

Infeksi ini bisa pula terjadi pada diri Anda. Bila itu terjadi, virus HPV 80 persen akan dibersihkan lewat sistem kekebalan tubuh. Sisanya kemungkinan menjadi Infeksi menetap di dalam tubuh dan berisiko kanker leher rahim.

Meskipun sudah divaksinasi, tes pap smear tetap disarankan oleh Dr. Nugroho. "Jika Anda sudah menikah atau melakukan hubngan seks, lakukan pap smear secara teratur," katanya. Pap smear adalah prosedur pengambilan sel dari leher rahim untuk diperiksa mikroskop demi mendeteksi adanya kelainan pada leher rahim.

Vaksinasi dan pap smear bersamaan dengan edukasi soal kanker leher rahim itu merupakan langkah pencegahan kanker tersebut. "Dari data rumah sakit, kanker leher rahim merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Dari data populasi, kanker payudara nomor satu di Indonesia," katanya.

Menurut data WHO setiap tahun di seluruh dunia 490 ribu perempuan didiagnosis menderita kanker leher rahim. Sebagian besar penderita kanker itu ada di negara-negara berkembang. Dari angka 490 ribu, 240 ribu di antaranya meninggal dunia.

Kenali Organ Reproduksi Anda

Serviks adalah organ bagian dari sistem reproduksi perempuan. Ini merupakan bagian bawah dari uterus alias rahim yang berbentuk seperti buah pir. Leher rahim ini merupakan penghubung rahim dengan vagina. Lewat saluran leher rahim ini darah menstruasi mengalir setiap bulan keluar lewat vagina.

Serviks jugs memproduksi lendir. Lendir ini bertugas membantu sperma berpindah dari vagina menuju rahim. Selama kehamilan, serviks tertutup rapat demi melindungi bayi di dalam rahim. Ketika bayi sudah siap dilahirkan, leher rahim ini membuka, sehingga bayi mampu melewati vagina.

Gejala Kanker Leher Rahim

1. Perdarahan tidak normal

  • Perdarahan sesudah berhubungan intim.
  • Perdarahan abnormal di luar waktu haid.
  • Perdarahan sesudah menopause.


2. Keluar cairan kekuningan dan bau dari vagina

3. Sakit atau nyeri

  • Nyeri pada pinggul.
  • Nyeri pada kaki.

4. Pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan gejala

Berapa kali anda berhubungan intim selama seminggu?