May 12, 2008

17 Tanda Darurat saat Hamil

Gejala tertentu saat hamil kadang butuh pertolongan dokter segera. Jika ibu menemui gejala-gejala berikut ini, itu artinya alarm tanda bahaya telah berbunyi, dan segeralah telepon dokter untuk meminta saran tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

  1. Sakit perut yang hebat atau bertahan lama,
  2. Perdarahan atau terjadi bercak dari vagina,
  3. Bocornya cairan atau perubahan dalam cairan yang keluar dari vagina. Yakni jika menjadi berair, lengket, atu berdarah.
  4. Adanya tekanan pada panggul, sakit di punggung bagian bawah, atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.
  5. Pipis yang sakit atau terasa seperti terbakar.
  6. Sedikit pipis atau tidak pipis sama sekali.
  7. Muntah berat atau berulangkali, atau muntah disertai sakit atau demam.
  8. Menggigil atau demam di atas 101 derajat Fahrenheit (38,3 C).
  9. Rasa gatal yang menetap di seluruh tubuh, khususnya jika dibarengi kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feses berwarna pucat.
  10. Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, pandangan kabur, buram, atau ada titik mata yang terasa silau jika memandang sesuatu.
  11. Sakit kepala berat yang bertahan lebih dari 2-3 jam.
  12. Pembengkakan atau terasa berat akibat cairan (edema) pada tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan berat badan yang tiba-tiba, sekitar 1 kilo atau lebih, yang tidak berkaitan dengan pola makan.
  13. Kram parah yang menetap pada kaki atau betis, yang tidak mereda ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut itu ke hidung.
  14. Penurunan gerakan janin. Sebagai panduan umum, jika terjadi kurang dari 10 gerakan dalam 2 jam pada kehamilan minggu ke-26 atau lebih, artinya kondisi janin tidak normal
  15. Trauma atau cedera pada daerah perut.
  16. Pingsan atau pusing-pusing, dengan atau tanpa palpitasi (pupil mata menyempit).
  17. Masalah kesehatan lain yang biasanya membuat ibu telepon ke dokter, meski jika tidak sedang hamil.

Perlu dicatat, gejala-gejala diatas mungkin lebih atau kurang mendesak tergantung pada situasi khusus atau riwayat kesehatan ibu dan sudah berapa minggu ibu jalani kehamilan. Sebelumnya, mungkin ada baiknya jika ibu dan dokter mendiskusikan bersama berbagai titik di masa kehamilan yang mungkin bisa menimbulkan kondisi darurat. Jika ibu hamil tak yakin apakah gejala itu serius atau tidak, jangan menyimpulkannya dengan pikiran sendiri. Jika ibu hamil merasa tidak mudah memutuskannya, percayalah pada insting dan segera telepon dokter. Jika ada masalah, ibu akan mendapat pertolongan segera. Jika tidak ada masalah pun, ibu akan merasa aman kembali. Tubuh ibu hamil berubah dengan cepat sehingga sukar mengetahui apakah yang ibu alami itu normal atau tidak.[Herl].

Selengkapnya Tabloid Ibu & Anak N0253/ V / 02 Oktober 2003.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

  • Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.

  • Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya

  • Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya

  • Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak

  • Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar

  • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :

Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Yang terakhir adalah Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.

Lebih Cinta Keluarga dengan Mengenal Silsilah

Apabila anak anda bertanya siapa bapak dari kakek buyutnya? Siapa saja saudara sekandung atau saudara tiri kakeknya? Kapan mereka lahir dan meninggal? Kapan dan di mana mereka menikah? Berapa istri dan anaknya? Siapa saja mereka?

Pertanyaan-pertanyaan diatas tentunya bisa dijawab dengan mudah, jika anda mempunyai catatan silsilah keluarga.

Silsilah keluarga adalah bagan yang menunjukkan hubungan keluarga antar individu, yang berisi nama seseorang, kadang disertai tanggal lahir, tempat tinggal, pekerjaan, atau cerita tertentu. Hubungan keluarga yang dimaksud, dapat berupa pernikahan, keturunan, dan sebagainya.

Beberapa kelompok masyarakat tradisonal di Indonesia, sebenarnya sudah memiliki kebiasaan mencatat silsilah keluarga mereka. Pada masyarakat tradisi yang masih mempertahankan tradisi lisan, biasanya mereka menghafal silsilah yang pada saat tertentu diucapkan dikomunitasnya. Hal ini bertujuan untuk mengingat sejarah dan menghormati para leluhurnya.

Membuat silsilah keluarga, bukanlah untuk bangga atau menyesalkan garis keturunan. Tetapi untuk mengingat, menghargai, dan mengambil hikmah dari generasi sebelum anda.

Dengan demikian diharapkan dapat semakin cinta keluarga. Silsilah keluarga dapat memperlihatkan rekam jejak keluarga anda. Mungkin anda akan merasa kaget, bangga, lucu, aneh, atau terpesona ketika menemukan banyak fakta tentang keluarga anda.

Dengan silsilah keluarga, anda juga bisa melihat dengan lebih jelas, bahwa anda adalah bagian dari sejarah perkembangan manusia di muka bumi ini.

Untuk mulai membuat silsilah keluarga, anda tidak perlu terbebani dengan cara yang rumit dan target waktu yang cepat. Mulailah dengan cara yang sederhana dan perlahan tapi pasti. Kuncinya, rajin silaturahmi.

Manfaatkanlah waktu silaturrahmi ke sanak saudara dengan bertanya seputar garis keturunan. Misalnya si Anu itu anaknya Mbah Ani ya? Trus..Mbah Ani itu sebenarnya punya anak berapa? Siapa saja..dan seterusnya. Agar tidak lupa, sebaiknya langsung, apa saja yang anda temukan. Biasanya, keluarga yang menjadi sumber cerita akan tertarik dan semakin bersemangat untuk menceritakan apa saja yang ia tahu. Nah..Kalo sudah begitu, jangan lupa pulang.

Inisiatif membuat silsilah keluarga juga bisa dilakukan secara kolektif. Misalnya, gagasan untuk membuat silsilah keluarga disampaikan kepada beberapa anggota keluarga.

Jika ada respon dari anggota yang lain, barulah dibuat rencana yang sesuai dengan kesibukan dan kondisi masing-masing.

Kalau anda terbiasa dengan tradisi digital, sebenarnya sudah tersedia beberapa aplikasi untuk memudahkan pembuatan silsilah keluarga. Jika ada kesempatan, coba saja searching di google dengan kata kunci silsilah keluarga, anda akan menemukan beberapa aplikasi yang ditawarkan secara gratis seperti aplikasi PHP, Family Tree Builder dan GRAMPS. Selamat mencoba.

Dampak Buruk, Tidak Dekatnya Orangtua dengan Anak

Ketenangan dan ketenteraman batin anak-anak merupakan bagian terpenting dalam keutuhan sebuah keluarga. Tak arif rasanya, bila seorang ibu atau ayah menelantarkan anak-anak hingga tercipta suasana rumah yang sepi dari interaksi antara orangtua dengan buah hatinya.

Namun, apa boleh buat, seiring berkembangnya zaman, banyak orangtua yang seolah tidak mampu menghiasi suasana rumahnya dengan kegembiraan dan keceriaan bersama anak.

Untuk orangtua yang belum mendekatkan diri dengan anak, segera, dekatkan diri dengan anak anda, karena ternyata ada berbagai dampak buruk yang terjadi pada anak.

Jika kedekatan antara orangtua dan si kecil tidak terjalin secara utuh. Tentu kondisi ini akan menimbulkan berbagai efek buruk. Di antaranya:

Gangguan pola makan. Rasa lapar yang tidak segera dipenuhi membuat bayi menderita dan frustrasi. Namun di satu sisi, bayi mencoba melakukan adaptasi terhadap rasa laparnya. Bila adaptasi ini berkembang menjadi pola, maka bayi cenderung tak suka makan dan orangtua menganggapnya sulit makan.

Mencari perhatian pada orang lain. Si kecil berusaha mencari perhatian pada orang lain selain orangtuanya. Mengapa? Karena dia merasa kurang mendapatkan kasih sayang yang utuh sebagai akibat proses kelekatan yang kurang baik. Dia tidak merasa puas dengan situasi dan perlakuan yang diterimanya.

Konsep diri negatif. Anak yang tidak lekat atau kurang mendapat perhatian dari orangtua akan merasa tidak disayang dan tidak berharga. Perasaan ini mendorongnya untuk membangun konsep diri yang negatif. Konsep diri seperti ini membuatnya sulit mandiri dan berdisiplin. Alhasil, di tahap usia selanjutnya anak mudah mengadopsi perilaku buruk, seperti mencuri, berbohong, menyakiti, dan sebagainya.

Kemampuan sosialisasi terhambat. Anak sulit beradaptasi dengan lingkungan sendiri apalagi lingkungan baru. Dia juga sulit menerima orang lain dan juga sulit memenuhi kebutuhan emosionalnya. Dia tumbuh menjadi pribadi yang sulit.

Sulit memahami sesuatu. Kurangnya kelekatan akan menyebabkan anak mengalami masalah pembelajaran. Kemampuan memahami/menangkap instruksi tergolong lambat. Ia juga kesulitan memahami peristiwa yang dialami sehari-hari. Selain sulit belajar dari kesalahan yang dilakukannya, anak pun akan sulit memahami mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan tidak baik, serta mana yang salah dan benar.

ASI, Sumber DHA dan ARA Terbaik bagi Bayi

Para ibu haruslah memberikan nutrisi terbaik bagi awal kehidupan buah hatinya, dan mendapatkan informasi yang cukup tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi bagi tumbuh kembang anak.

Air susu ibu (ASI) adalah sumber gizi yang terbaik yang dapat diberikan para ibu kepada bayinya. Untuk itu para ibu sebaiknya memberikan ASI kepada bayi mereka secara eksklusif, paling tidak hingga usia 6 bulan.

Salah satu alasan dibalik pendapat itu adalah para bayi yang mendapatkan ASI umumnya perkembangan otak dan jaringan sarafnya lebih baik daripada mereka yang mendapatkan susu formula.

Selidik punya selidik ternyata diketahui bahwa ASI mengandung sejumlah kecil DHA dan ARA (sekitar 1% dari total asam lemak untuk DHA dan sekitar 0,5% dari total asam lemak untuk ARA). Meskipun jumlahnya sedikit, DHA dan ARA ternyata penting dalam perkembangan intelektual dan daya penglihatan anak.

Istilah DHA dan ARA memang sudah tidak asing bagi para ibu yang selama ini dikenal berperan penting dalam mengoptimalkan perkembangan otak, jaringan syaraf, jaringan penglihatan, dan membantu pembentukan sistem imun pada bayi.

Telah banyak organisasi ilmiah yang merekomendasikan pemberian ARA dan DHA pada anak, diantaranya FAO/WHO, The European Society for Pediatric Gastroenteorology and Nutrition, International Society for the Study of Fatty Acids and Lipids, dan The British Nutrition Foundation.

Dr. Craig Jensen, Associate Profesor dari Baylor College of Medicine, Texas Children's Hospital yang hadir sebagai pembicara seminar bertajuk "Kadar Asupan DHA dan ARA yang Tepat dan Stimulasi sejak Dini untuk Nilai IQ Anak yang Lebih Baik", pada 25 Maret di Jakarta, mengatakan bahwa DHA dalam konsentrasi tinggi ditemukan pada otak dan retina merupakan komponen penting pada selaput phospolipids, yang termasuk dalam sistem syaraf. Begitu juga dengan ARA, merupakan komponen penting bagi struktur sel selaput phospolipids, yang termasuk dalam sistem pusat syaraf.

Menurut Dr. Craig Jensen, hasil temuan terbaru dari uji klinis yang dilakukan oleh DR. E.Birch menunjukkan bahwa anak-anak berusia 4 tahun yang mendapatkan asupan DHA/ARA dengan kadar 0,36% DHA (90mg DHA/100g) dan 0,72% ARA (180mg ARA/100g) selama empat bulan pertama menunjukkan Mental Development Index dan Nilai IQ yang lebih tinggi 7 poin dibandingkan dengan merek yang tidak mendapatkan asupan DHA dan ARA dalam kadar tersebut. Studi lain juga menunjukkan bahwa skor IQ yang kurang lebih sama tingginya pada usia dewasa.

Saat DHA dan ARA absen dari makanan bayi (misalnya pada bayi yang mendapat susu formula tanpa DHA/ARA), atau kadarnya rendah (misalnya pada bayi prematur), ternyata timbul penurunan ketajaman penglihatan dan kecerdasan bayi. Kesimpulan ini juga disokong oleh beberapa penelitian yang menemukan bahwa:

Bayi yang mendapatkan susu formula yang diperkaya dengan LC-PUFA (contohnya DHA dan ARA) menunjukan ketajaman penglihatan yang lebih baik daripada mereka yang mendapatkan susu formula tanpa LC-PUFA.

Bayi yang mendapatkan susu formula dengan DHA dan ARA memiliki ketajaman penglihatan yang sama dengan bayi bayi yang mendapat ASI, sementara mereka yang mendapatkan susu formula tanpa DHA dan ARA ketajaman penglihatannya lebih rendah.

Bayi yang mendapatkan susu formula yang diperkaya dengan DHA dan ARA mengalami peningkatan kemampuan intelektual dibandingkan mereka yang mendapat susu formula tanpa DHA dan ARA.

Pada bayi prematur yang mendapat tambahan DHA dalam makanannya ternyata menunjukan peningkatan perkembangan sel sel di retina dan ketajaman penglihatan, serta peningkatan perkembangan sel sel di korteks otak dan kemampuan belajar serta mengolah informasi. Karena itu, kini dianggap bahwa DHA dan ARA merupakan salah satu sebab adanya perbedaan kecerdasan dan daya penglihatan bayi bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi bayi yang mendapatkan susu formula (yang umumnya tidak mengandung DHA).

Sehingga untuk memperoleh kandungan DHA dan ARA yang tinggi dalam ASI, maka diet ibu hamil juga harus diperhatikan, karena dalam beberapa makalah disebutkan kandungan DHA dalam ASI bervariasi, terggantung dari banyaknya asupan asam lemak dalam diet ibu. Penelitian membuktikan bahwa ketika ibu mendapat tambahan DHA dalam dietnya, kandungan DHA dalam ASI juga akan meningkat. karena itu, sebaiknya ibu mendapatkan DHA dan ARA dalam jumlah yang cukup selama menyusui. Sumber DHA dalam makanan antara lain: ikan laut (misalnya salmon), minyak ikan, daging dan telur.

Lalu apa sebenarnya fungsi DHA dan ARA dalam perkembangan otak dan mata bayi? DHA dan ARA merupakan komponen utama lemak membran sel dan merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang (LC-PUFA) utama dalam sistem saraf pusat. DHA juga merupakan komponen utama membran sel fotoreseptor retina. Melihat peranannya yang vital, wajar jika kekurangan DHA dan ARA dapat berpengaruh pada perkembangan otak dan mata bayi.

Otak bertumbuh maksimal sejak 3 bulan terakhir dari masa kehamilan sampai kurang lebih usia 2 tahun. Karena itu, dalam periode tersebut bayi sebaiknya mendapat DHA dan ARA dalam jumlah cukup, yang dapat diperoleh dari ASI.

Abusive Relationships dalam Keluarga

Abusive relationships dalam keluarga adalah perilaku penyiksaan emosional dalam hubungan keluarga yang sudah terjadi sejak zaman dulu dan sampai sekarang masih sering terjadi.

Abusive relationships bisa muncul dalam bentuk kecemburuan, tidak ada kehangatan emosional, kurangnya kualitas hubungan yang erat, pelecehan seksual, berkhianat, memaksa melakukan hubungan seks, penyiksaan secara verbal, ancaman, dusta, pengingkaran janji, serta permainan kekuasaan.

Masalah Abusive relationships sebenarnya bukanlah fenomena baru, karena sudah terjadi sejak berabad-abad lalu.

Menurut para ahli dan psikolog, penyiksaan tersebut tidaklah selalu berbentuk fisik, namun bisa secara emosional. Bahkan menurut Konsultan dari Jagadnita Consulting Dra Clara Istiwidarum MPSi CPBC dalam sebuah media mengatakan bahwa perilaku abusive yang fisikal dan emosional sama merusaknya, bahkan korban kekerasan emosional lebih sulit untuk pulih karena lukanya tidak kasatmata sehingga upaya penyembuhannya juga jadi lebih sulit.

Clara menjelaskan, pelaku kekerasan biasanya adalah seorang yang kurang percaya diri dan kurang mendapatkan penghargaan dan pengakuan diri dari lingkungannya. Dalam rangka mencari pengakuan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari pasangannya (karena rasa takut bila tidak dihargai dan diakui tersebut), maka diawali dengan sikap yang sangat posesif, senantiasa berusaha memegang kendali atas pribadi dan kegiatan pasangannya, akhirnya melakukan kekerasan fisik maupun emosional terhadap pasangannya.

Sementara itu, Jacinta F. Rini, MSi. dalam tulisannya menyebutkan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan atau pun menjadi korban penyiksaan secara verbal ini karena menurut mereka hal itu biasa terjadi, normal atau karena “sudah wataknya” atau “sudah adatnya” atau pun mengingat latar belakang suku tertentu pasangan.

Padahal, semakin seseorang itu tidak sadar, maka akan semakin sulit pulihnya kembali karena penyiksaan emosional (yang dilakukan secara verbal) yang berlangsung lama dan intensif akan menimbulkan persoalan kritis menyangkut self-esteem, rasa percaya diri dan sense of identity-nya.

Lama kelamaan kekuatan psikis seorang korban Abusive relationships melemah sampai akhirnya dirinya yang jadi korban sudah hilang keberanian untuk keluar dari situasi tersebut. Makin lama ia akan semakin tergantung pada pihak yang dominan meski membuatnya menderita.

Tapi ia merasa tidak punya pilihan lain dalam hidup. Apalagi, jika sang korban sejak awal memang mempunyai locus of control yang lemah, maka jika dihadapkan pada persoalan ini, ia hanya menyerah pada nasib.

Malah sang korban bisa timbul pemikiran bahwa seburuk apapun perkawinan atau pun pasangannya, paling tidak ia bisa mendapatkan tempat tinggal, serta dipenuhi kebutuhan sandang pangannya, karena dia berpikir di luar sana belum tentu ia mendapatkan hal-hal yang ia butuhkan selama ini. Alhasil, pihak yang mendominasi akan semakin menjadi-jadi sikap dan perilakunya, karena melihat pasangannya semakin tidak berdaya, lemah dan mudah dihancurkan. Bagaikan melihat musuh yang sudah kalah, maka agresivitasnya makin menjadi.

Dampak dari persoalan penyiksaan ini tidak hanya dialami oleh pasangan, tetapi terutama oleh anak-anak, apalagi jika mereka selalu disuguhi “tontonan menyeramkan dan menegangkan” setiap melihat orang tuanya bertengkar. Dampak tersebut akan membekas dan bisa menjadi trauma yang berkepanjangan dan akhirnya mempengaruhi hidup, karir dan perkawinan mereka di masa mendatang.

Selain itu, persoalan ini juga sering memicu terjadinya perselingkuhan dari pihak yang satu karena dirinya merasa membutuhkan seseorang yang benar-benar memberikan cinta kasih dan perhatian. Akibatnya, persoalan rumah tangga akan semakin kacau balau dan sulit diselesaikan karena seiring dengan munculnya problem-problem tambahan yang semestinya tidak ada.

Hal yang membuat sang korban bingung untuk memutuskan atau menyelesaikan persoalan ini adalah karena sikap pasangannya yang membingungkan. Kadang pasangannya bisa sangat manis, perhatian, murah hati, memperlihatkan sikap yang tidak ingin ditinggal karena sangat membutuhkan kehadiran istri/suami (pihak korban), mereka berjanji untuk bersikap baik dan tidak lagi marah-marah, membelikan barang kesukaan pasangan yang mahal-mahal.

Namun di lain waktu kebiasaan buruk itu akan kembali berulang. Bahkan bisa semakin menjadi jika ia mulai mencium adanya ancaman atau kemungkinan pasangannya akan meninggalkan dia atau melakukan tindakan yang menentangnya.

Kekerasan secara emosi dapat mengakibatkan luka yang sangat panjang. Keinginan untuk tetap menjaga pasangan tetap dalam pelukan adalah salah satu alasan mengapa kekerasan seperti ini masih saja terjadi.

Mengenal Periode Perkembangan Remaja

Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 sampai 21 tahun. Umumnya, remaja akan mengalami empat periode perkembangan fisik dan psikis, yaitu; masa Pra-pubertas yang terjadi dalam rentang umur 12 sampai 13 ahun.

Masa pubertas pada umur 14 sampai 16 tahun. Masa akhir pubertas 17 sampai 18 tahun. Terakhir, periode remaja Adolesen yang dialami remaja pada umur 19-21 tahun.

Masa pra-pubertas. Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja.

Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik karena merasa tahu segalanya, yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orangtua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.

Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orangtua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi.

Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orangtua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya.

Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.

Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orangtuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis.

Jika orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orangtua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orangtua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat.

Masa pubertas. Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi.

Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama.

Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orangtua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.

Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya.

Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

Masa akhir pubertas. Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat.

Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

Periode remaja Adolesen. Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka.

Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

Memahami Kecemasan Remaja

Pertanyaan yang sangat menarik untuk disimak dari RR. Ardiningtiyas Pitaloka, M.Psi. ketika membuka sebuah tulisannya tentang kecemasan remaja. Bila banyak pihak mencemaskan individu yang berada pada masa remaja, bagaimana dengan kecemasan yang dialami pada remaja itu sendiri?

Menurutnya, banyak alasan mengapa masa remaja menjadi sorotan yang tidak lekang waktu. Psikologi sendiri memandang periode ini sebagai periode yang penuh gejolak dengan menamakan period of storm and stress. Menurut Arnett dalam bukunya, terdapat tiga tantangan tipikal yang secara general biasa dihadapi oleh remaja; konflik dengan orangtua, perubahan mood yang cepat, dan perilaku beresiko.

Peran teman sebaya yang mulai ‘menggeser’ peran orangtua sebagai kelompok referensi tidak jarang membuat tegang hubungan remaja dan orangtua. Teman sebaya menjadi ukuran bahkan pedoman dalam remaja bersikap dan berperilaku.

Meskipun demikian, studi yang lain juga menemukan bahwa teman sebaya memang memiliki peran yang penting bagi remaja, namun pengaruh teman sebaya cenderung pada hal-hal yang berhubungan dengan gaya berpakaian, musik dan sebagainya. Sementara untuk nilai-nilai fundamental, remaja cenderung tetap mengacu pada nilai yang dipegang orangtua termasuk dalam pemilihan teman sebaya, biasanya juga mereka yang memiliki nilai-nilai sejenis.

Benarkah demikian? Agaknya para orangtua harus berbesar hati dan membuka diri agar tidak tertipu oleh model rambut, mode pakaian, musik yang berdebum di kamar remaja, juga gaya bahasa yang tidak jarang membuat telinga terasa penuh.

Kedekatanlah yang bisa membuka mata dan hati untuk melihat lebih jernih nilai-nilai yang sebenarnya dipegang remaja. Bukankah penemuan Stenberg menjadi angin segar dan harapan yang menggembirakan di mana orangtua atau keluarga tetap menjadi model utama. Hanya penampilan tentu tidak selalu sama, era digital bukankah membawa berjuta pilihan? Tidak hanya bagi remaja, tetapi juga orangtua.

Mood yang naik turun juga sering terdengar dari celetukan remaja, “Bete niiih..” Tentang mood, ada dua mekanisme di mana mood mempengaruhi memori kita. Pertama, "mood-dependent memory", suatu informasi atau realita yang menimbulkan mood tertentu, atau kedua, "mood congruence effects", kecenderungan untuk menyimpan atau mengingat informasi positif kala mood sedang baik, dan sebaliknya informasi negatif lebih tertangkap atau diingat ketika mood sedang jelek. Bisa dibayangkan bagaimana perubahan mood yang cepat pada remaja terkait dengan kecemasan yang mungkin terbentuk.

Remaja juga mempunyai reputasi berani mengambil resiko paling tinggi dibandingkan periode lainnya. Hal ini pula yang mendorong remaja berpotensi meningkatkan kecemasan karena kenekatannya sering mengiring pada suatu perilaku atau tindakan dengan hasil yang tidak pasti.

Keinginan yang besar untuk mencoba banyak hal menjadi salah satu pemicu utama. Perilaku nekat dan hasil yang tidak selalu jelas dapat diasumsikan sebagai peluang besar untuk meningkatnya kecemasan pada remaja.

Ada banyak hal lain yang sebenarnya menjadi faktor yang mempengaruhi kecemasan pada remaja. Seperti faktor budaya, rasa percaya diri, dan konsep diri adalah beberapa faktor yang menjadi faktor penentu kecemasan pada remaja.

Dengan adanya interaksi yang baik antara orangtua dengan anaknya yang tumbuh remaja, mudah-mudahan terbangun pemahaman satu sama lain. Sehingga orangtua dapat membantu anak remajanya untuk menemukan konsep diri yang benar dan terhindar dari berbagai perilaku menyimpang.

Emosi Remaja itu Potensi

Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak pada bentuk fisik dan perkembangan psikisnya.

Menurut Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi., dalam tulisannya, pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk selalu dapat menyesuaikan diri secara efektif.

Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani seorang remaja tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif. Kecenderungan ini menunjukkan betapa besar potensi emosi yang ada dalam diri remaja, yang jika tidak dikelola dengan cerdas dapat berdampak buruk pada remaja.

Kecerdasan emosional akan membawa remaja untuk mampu memberi kesan yang baik tentang dirinya. Mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri. Berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan. Dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada. Sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.

Goleman dalam bukunya, mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.

Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut remaja untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Dapat juga disimpulkan bahwa remaja hendaknya memiliki unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari: kecakapan untuk mengelola diri sendiri, kecakapan sosial yang mampu menangani suatu hubungan, dan keterampilan sosial.

Mengenali emosi diri. Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini remaja hendaknya memiliki kesadaran rasional terhadap perkembangan perasaannya, dari waktu ke waktu. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan secara rasional, membuat remaja dengan mudah dapat dikuasai perasaannya. Kalo sudah begitu, remaja akan cenderung tidak dapat berpikir jernih terhadap setiap persoalan yang dihadapinya, ataupun ketika membuat berbagai pilihan dalam hidupnya.

Kemampuan mengelola emosi. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila remaja mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya, remaja yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.

Kemampuan memotivasi diri sendiri. Kemampuan seseorang remaja untuk memotivasi diri sendiri dapat dikenali dengan melihat cara seorang remaja mengendalikan dorongan hatinya. Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap aktifitasnya. Kekuatannya untuk selalu berfikir positif dan selalu bersikap optimis atau tidak gampang putus asa. Dapat juga ditandai dengan kemampuannya untuk fokus dalam satu aktifitas tertentu. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

Kemampuan mengenali emosi orang lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seorang remaja terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya, remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.

Kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan remaja untuk bersosialisasi dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan tersebut, remaja akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap sombong, mengganggu, pelit, atau tidak berperasaan.

Dengan memahami komponen-komponen emosional tersebut diatas, diharapkan para remaja dapat menyalurkan emosinya secara proporsional dan efektif. Pemahaman ini juga sangat bermanfaat bagi orangtua, karena akan sangat membantunya untuk semakin lebih memahami perkembangan remaja dan dapat selalu berperan bagi setiap tahap perkembangannya.

Maknai Peristiwa dalam Keluarga

Ingat satu kalimat dari seorang sahabat yang pernah membuat saya terdiam sesaat, ketika dengan bangganya menceritakan sensasi berpetualang ke-banyak gunung, hutan, laut, perkampungan, dan perkotaan. "Bukan hal yang penting sejauh apa kau berjalan, tapi bagaimana kau memaknakan apa-apa yang telah kau temukan."

Itu dulu 9 tahun yang lalu, hari ini, saya adalah suami dari seorang istri dan ayah dari dua anak. Sedang berpikir, apakah juga setiap peristiwa dalam keluarga punya makna? Pasti, tapi bagaimana cara memaknakannya?

Begitu banyaknya peristiwa yang singgah dalam sebuah keluarga kadang luput dari perhatian, walaupun membawa pesan yang bermakna. Makna tidaklah lahir dari sesuatu, tapi oranglah yang memberikannya makna, demikian kata dosen saya ketika masih kuliah dulu.

Memang, makna lahir dari pengamatan dan penilaian terhadap sesuatu, dan perbedaan latar belakang ilmu/pengetahuan dan pengalaman yang berbeda pada setiap orang, membuat hasil pengamatan yang akan berbeda pula. Dengan perangkat ilmu atau pengetahuan yang benar, tentu akan lebih mungkin menghasilkan pemaknaan yang benar terhadap peristiwa yang terjadi dalam keluarga.

Satu persoalan dalam keluarga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sehingga, pengetahuan yang luas akan sangat dibutuhkan agar lebih bijak memaknai setiap peristiwa dalam keluarga.

Berpikir jernih. Dua kata yang sangat klise dan mungkin sudah terlalu sering didengar. Tapi yaa..Begitulah kenyataannya. Seperti menangkap ikan, akan lebih mudah jika airnya jernih. Begitu pula dengan makna dalam peristiwa, akan lebih mudah maknanya ditangkap jika anda bisa melihat peristiwa tersebut dengan jernih. Untuk bisa berpikir jernih, anda membutuhkan waktu yang tepat dan dalam kondisi yang tepat pula.

Makanya, kadang suatu peristiwa baru disadari maknanya setelah lama kemudian. Kenapa, karena jarak waktu atau jarak dari peristiwa tersebut membuat seseorang mampu berpikir jernih.

Walaupun demikian, anda tak harus menunggu waktu yang lama untuk bisa berpikir jernih, karena hal itu bisa anda kondisikan. Misalnya, pilihlah waktu dan tempat tenang yang bisa membantu anda berpikir jernih.

Satu hal yang juga pasti mampu membantu anda untuk berpikir jernih adalah "sederhanakan masalah". Singkirkan pikiran yang tidak perlu. Gengsi, beban pandangan orang, beban cari muka, beban kekuasaaan, beban harta kadang membebani pikiran ketika berusaha berpikir jernih. Menjadi awan gelap yang menghalangi cahaya menerangi bumi.

Soal jarak waktu juga membuktikan bahwa anda bisa menyadari makna dari sebuah peristiwa jika anda mampu berpikir objektif. Maksudnya adalah kondisi disaat anda secara emosional sudah berjarak dengan peristiwa tersebut. Saat dimana anda lepas dari rasa marah, jengkel, sedih, ataupun senang, saat dimana anda tidak menjadi manusia yang egois.

Kesadaran terhadap makna dari sebuah peristiwa yang tiba-tiba datang juga bisa muncul karena mungkin sadar atau tidak ternyata anda menemukan pembanding dari peristiwa yang telah lampau tersebut. Misalnya suatu saat, dalam hati anda berkata "Ohh..Ternyata suamiku gak bawel-bawel amat" ketika secara tidak sengaja anda menjumpai seorang suami sedang ngomeli istrinya dijalanan.

Tetaplah berpikir positif, karena sangat mungkin bahwa setiap peristiwa ada aspek baik dan buruknya. Nah..kalau anda cenderung melihat aspek negatifnya saja dari sebuah peristiwa, anda tentu akan sulit mendapatkan manfaatnya. Dengan semangat untuk selalu bertambah baik, bersukurlah dengan apapun yang anda miliki di keluarga saat ini. Apa yang masih bisa anda sukuri, pasti anda yang lebih tahu.

Nah..kalau sudah mendapatkan makna jangan pelit untuk berbagi. Tanpa menceritakan apa yang harus dirahasiakan, bagilah kepada saudara, teman, atau bahkan kepada orang yang belum anda kenal sebelumnya. Karena itu juga akan membantu anda untuk selalu mengingatkan bahwa anda adalah orang yang baik dalam keluarga dan anda adalah orang yang ingin agar keluarga semakin menjadi lebih baik.

Memahami Tangisan Bayi

Tangisan bayi ternyata mempunyai suara yang berbeda-beda untuk mengungkapkan setiap keinginannya. Anda akan belajar perlahan-lahan untuk memahami arti dari setiap tangisan bayi anda.

Mengapa bayi selalu menangis? Menurut Suririnah dalam tulisannya menyebutkan bahwa bayi menangis sebab itu satu-satunya cara mereka untuk berkomunikasi dengan orang tuanya. Sebagai orang tua baru anda akan merasa bahwa semua tangisan terdengar sama dan bertanya apa sebenarnya yang diingikan bayi anda. Tapi dengan berjalannya waktu anda akan belajar pelahan-lahan memahami arti dari setiap tangisan bayi anda, sehingga anda tidak menjadi panik atau putus asa karena tangisannya lagi.

Yakinlah bersamaan dengan waktu anda akan belajar bahwa tangisan bayi mempunyai suara yang berbeda, memang tidak mudah memahaminya, dan memerlukan waktu untuk mengerti arti tangisan bayi anda, serta dibutuhkan kesabaran dari ayah-ibu, tapi disinilah kebahagian menjadi orang tua anda belajar mengerti bayi anda, jangan lupa sikecilpun sedang belajar mengerti anda.

Beberapa alasan mengapa bayi anda menangis:
Lapar. Tangisan karena lapar biasanya terus menerus, iramanya teratur, lama kelamaan bertambah keras. Check juga kapan terakhir anda memberi makan/susu kepada bayi anda?, Jika bayi belum disusui (ASI) setelah 1-2 jam atau dengan susu formula sekitar 2 jam maka mungkin bayi anda menangis karena lapar.

Minta Ganti Popok. Bayi juga dapat merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, baik itu terasa kotor atau basah pada popoknya dan mereka belum dapat menyatakan ketidaknyaman itu pada kita sehingga mereka hanya menangis. Tangisannya mirip seperti tangisan lapar tapi anda dapat mencek kapan terakhir anda memberikan susu. Pada beberapa bayi tidak menangis meskipun basah atau kotor. Perlunya bagi orang tua untuk mengecek popok si kecil secara berkala, umumnya setelah waktu minum.

Kedinginan. Bayi baru lahir merasa senang bila dibungkus dengan kain sehingga menjadi hangat. Karena mereka terbiasa dengan kehangatan dan kenyamanan sewaktu mereka dalam rahim ibunya. Sehingga sewaktu anda membuka baju bayi anda untuk dimandikan atau diganti popok, bayi akan menangis sebagai penyataan kehilangan rasa hangat dan nyaman. Tangisan terdengar seperti rintihan. Tapi setelah anda memberikan baju atau selimut bayi akan berhenti menangis. Juga jangan terlalu membungkus rapat atau memberikan baju yang berlebihan karena bayi juga dapat merasa kepanasan.

Minta digendong dan dipeluk. Bayi sangat senang melihat wajah orang tuanya mendengar suara, detak jantung dan mencium bau tubuh ibu (terutama bau dari air susu ibu). Mereka senang untuk dipeluk setelah selesai disusui, dimandikan atau digantikan popoknya, dan yakinlah bayi anda akan tertidur dalam pelukan/gendongan anda. Jadi bayipun menangis untuk menarik perhatian anda.

Kelelahan. Beberapa bayi yang tidak terbiasa dengan lingkungan baru akan menangis ketika mereka merasa lelah, dan biasanya bayi yang belum tidur sejenak, maka akan lebih mudah rewel, dan akna mulai menangis dengan gangguan kecil saja. Kita dapat menilai kalau bayi kelelahan dengan melihat bayi mengusap-usap matanya atau telinganya. Anda dapat menghindari hal ini dengan selalu memberikan waktu rutin dimana bayi mempunyai waktu untuk istirahat.

Stimulus yang berlebihan. Tidak semua bayi dapat beradaptasi dengan mudah pada lingkungan barunya. Jika bayi berada di tempat baru dengan banyak wajah-wajah baru, yang ingin mengendongnya bergantian, bagi bayi dapat menjadi sangat tidak menyenangkan dan tidak nyaman. Bayi akan menangis karena stimulasi yang berlebihan. Dalam situasi seperti ini tenangkan sikecil, gendong, ajak ketempat yang agak sepi, cobalah untuk membatasi jumlah orang yang akan mengendong bayi anda.

Bosan. Jangan pikir bayi hanya menangis karena lapar dan basah popok. Bayi anda juga dapat merasa bosan dengan rutin yang ada. Cobalah bawa bayi anda berkeliling dengan tempat duduknya bawalah kemana anda pergi, ikutkan dalam aktivitas anda. Bayi senang melihat warna-warni jadi bila bayi sudah cukup kuat untuk tengkurap anda dapat meletakkan mainan atau buku dengan gambar yang menarik.

Tangisan karena sakit. Tangisan karena bayi anda kesakitan berbeda dengan tangisa karena lapar, bayi menangis dengan keras, menahan nafas sebentar karena rasa tak enaknya, dan sekali-kali menangis dengan nada yang tinggi. Percayalah terhadap naluri anda ketika bayi menangis tidak dengan seharusnya. Anda dapat membawa ke dokter untuk memastikanya.

Kolik. Kolik dimana bayi menangis dalam 3 jam sehari atau 3 hari perminggu. Jika bayi menangis dalam kesakitan, mukanya menjadi kemerahan, perutnya tegang, menarik kakinya, dan mengepalkan tangannya, kemungkinan terjadi kolik pada bayi anda. Sekitar 1 dari 5 bayi mengalami kolik tapi biasanya berakhir setelah bayi berusia 3 bulan. Menenangkan bayi yang sedang kolik tidak mudah, karena bayi sedang kesakitan cobalah untuk meringankan kesakitannya dengan menggendong dan mengayunkan perlahan, nyanyikan lagu yang lembut, usaplah punggung atau perutnya. Bila berlanjut bawalah ke dokter secepatnya

Apapun yang anda lakukan ingatlah bahwa bayi anda menangis karena inilah satu-satunya cara komunikasi yang dapat dilakukannya, jadi jangan menjadikan anda putus asa. Bayi anda hanya ingin berbicara pada anda melalui tangisannya.

Stop Pelanggaran Hak Atas Anak

Di negeri kita ini banyak peringatan hari-hari bersejarah yang memiliki makna enggak saja seremonial atau sekadar hura-hura, dan apakah anda tahu bahwa tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Lalu, apa maknanya?

Menurut Harry Kurniawan dalam artikel yang pernah ditulisnya "Memahami Hak-hak Anak", Hari Anak Nasional memiliki arti strategis dan momentum untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh bangsa Indonesia dalam menghormati dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, memberikan yang terbaik bagi anak, menjamin semaksimal mungkin kelangsungan hidup dan perkembangan anak, serta menghargai pendapat anak.

Selanjutnya, menurut Harry yang pada saat itu bekerja di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), hak-hak anak dijamin oleh sebuah konvensi yang dinamakan Konvensi Hak Anak (KHA). KHA adalah perjanjian antarbangsa mengenai hak-hak anak. Konvensi atau kovenan adalah kata lain dari treaty (traktat, pakta) yang merupakan perjanjian di antara beberapa negara.

Perjanjian ini bersifat mengikat secara hukum dan politis. Jadi artinya, semua negara yang ikut menandatangani KHA harus mengakui dan memenuhi hak-hak anak. KHA disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 20 November 1989 dan disahkan mulai berlaku sebagai hukum internasional tanggal 2 September 1989.

Indonesia meratifikasi KHA dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tanggal 25 Agustus 1990. Tetapi, mulai diberlakukan di Indonesia tanggal 5 Oktober 1990. Pada tanggal 22 Oktober 2002, Indonesia telah membuat UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak.

Hak-hak anak melekat dalam diri setiap anak dan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Sesuai dengan prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Piagam PBB, hak-hak anak merupakan pengakuan atas martabat yang melekat, dan hak-hak yang sama dan enggak dapat dicabut yang dimiliki oleh seluruh anggota keluarga manusia, merupakan landasan dari kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian di seluruh dunia.

Jadi, kita semua sebagai anak (hingga usia 18 tahun) memiliki hak-hak yang diakui oleh negara. Kita harus memahami ini agar dapat menempatkan diri dalam kerangka yang tepat untuk memastikan hak-hak kita tidak dilanggar dan dipenuhi oleh negara dan masyarakat. Setiap orang harus mengetahui bahwa anak memiliki hak sehingga bisa menjadi dasar perubahan untuk kehidupan yang lebih baik.

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam KHA adalah: Nondiskriminasi, artinya semua hak yang terkandung dalam KHA harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa membeda-bedakan anak atas dasar agama, ras, suku, budaya, dan jenis kelamin.

Hal terbaik menyangkut kepentingan hidup anak harus menjadi pertimbangan. Hak anak untuk tetap hidup dan berkembang sebagai manusia harus dijamin. Anak harus dihargai dan didengarkan ketika mengeluarkan pendapat (partisipasi).

Apa yang bisa dilakukan? Dengan memahami bahwa setiap anak memiliki hak yang diakui oleh undang-undang, maka ini menjadi dasar legal dan kekuatan bagi kita untuk meminta semua pihak menjamin pemenuhan hak-hak tersebut.

Diskusikan di kelompok kita bahwa setiap anak memiliki hak dan diakui oleh negara. Termasuk bagaimana hak-hak ini memengaruhi kehidupan kita sebagai anak. Buat daftar kejadian-kejadian yang kita alami sebagai anak yang termasuk perlakuan pelanggaran hak anak. Tuliskan siapa saja pihak yang melanggar hak-hak tersebut dan di mana saja terjadi.

Minta dukungan lembaga swadaya masyarakat atau relawan yang peduli untuk membantu kita mendiskusikan aspek-aspek hak anak dan bagaimana caranya setiap kita dapat berperan mengatasi kasus pelanggaran hak anak. Bekerjalah dengan media. Cari teman yang bisa membantu untuk memublikasikan pelanggaran-pelanggaran hak anak dan respons yang dibutuhkan. Hal ini bisa dimulai dari majalah dinding di sekolah.

Tentukan bagaimana kita sebagai anak dan pihak yang peduli akan bersikap terhadap kondisi tersebut. Galang dukungan agar kita kuat. Lalu, suarakan apa yang kita inginkan. Terus pantau hal-hal positif dan negatif yang muncul dari aksi yang kita lakukan.

Karena hak anak adalah bagian hak asasi manusia, maka tidak ada ruang untuk menolak pemenuhannya, apa pun alasannya. Membiarkan hak-hak kita dilanggar sama dengan membiarkan pelanggaran yang lebih besar akan terjadi kepada banyak anak lainnya. Jadi, stop pelanggaran hak anak dengan menyuarakan bahwa kita "menolak pelanggaran hak anak!"

Jadikan Keluarga Besar Sebagai Media Belajar bagi Anak

Lewat keluarga besar, seorang anak semakin dapat melihat keberagaman dan belajar menghargai perbedaan. Lewat keluarga besar juga, nilai-nilai luhur diturunkan dan ditradisikan.

Keluarga dapat berfungsi menahan dan menetralisir banyak pengaruh buruk dari lingkungan. Dukungan dan sebaliknya pun dapat diperoleh anak dari keluarganya. Kini ikatan keluarga seolah-olah mengendur tergantikan dengan seabrek aktivitas pendidikan dan sosialisasi yang dibebankan pada anak.

Henny Sitepu Supolo SS, MA pakar pendidikan anak, berpendapat bahwa sebelum adanya keluarga besar, keluarga merupakan inti elemen penting untuk dikenal dan diterima anak. Hubungan kuat berlandaskan keinginan berkomunikasi timbal balik merupakan hal penting dalam lingkungan ini.

Perkenalkan anak terlebih dulu pengenalan pohon keluarga yang masih satu kakek dan nenek, paman dan bibi, adik dan kakak, serta sepupu-sepupu. Setelah itu baru keluarga lainnya yang berasal dari satu buyut. Tahapan ini penting untuk pemahaman anak, pada dasarnya kedekatan keluarga dan prioritas sesungguhnya banyak ditentukan oleh tahapan tersebut.

Menurut Henny, biasanya kedekatan dalam keluarga besar juga sangat tergantung dari kemampuan berkomunikasi kedua belah pihak. Bukan hanya dari anak-anak tapi juga dari pihak paman, bibi atau para sepupu itu katanya. Bahkan, sebagian orang menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dalam keluarga. Alasannya, selain untuk memudahkan berkomunikasi, juga untuk mendekatkan emosi anak pada budaya dan akar tradisinya.

Dalam pengenalan keluarga besar ini, Henny mengungkapkan, tidak pernah memaksakan anak-anak untuk datang ke pertemuan keluarga kecuali saat Lebaran dan kegiatan keagamaan yang dilakukan bersama keluarga besar. Baginya acara ulangtahun atau arisan keluarga bukan keharusan untuk didatangi bersama anak.

Hal ini disepakati karena merasa bahwa kedekatan bukan berasal dari pertemuan yang dipaksakan, tapi akan datang langsung dari hati anak-anak itu sendiri. Biasanya anak yang terbiasa dekat dengan keluarga besarnya akan nyaman ketika bergaul dengan orang yang lebih tua. Ini salah satu hal positif dari kedekatan keluarga besar. Keterampilan berkomunikasi memang sangat dilatih saat anak dibiasakan bergaul dengan keluarga besar yang memiliki beragam tutur.

Penanaman nilai memegang peranan ketika anak berinteraksi dengan keluarganya seperti sikap saling menghargai, mencintai damai dan menghargai perbedaan adalah beberapa diantaranya. Henny mengatakan kemalasan anak karena tidak biasa bergaul dengan keluarga besarnya sesungguhnya bisa disamakan dengan ketidaknyamanan anak berada di lingkungan baru.

Bagaimana anak tidak bosan bila ia harus duduk diam dan tidak boleh membantah meski tidak setuju dengan apapun yang didengarnya. Atau bagaimana tidak akan gelisah bila dalam jangka waktu lama, duduk manis merupakan keharusan untuk lulus kesopanan paparnya.

Namun pada anak juga bisa diberikan pemahaman dan semacam tips untuk menghadapi kondisi ini. Antara lain, tidak perlu terlalu lama berada dan duduk diam, segera mencari kegiatan yang kira-kira bisa mengalihkan kebosanannya. Umpamanya, mengajak bermain halma, kartu dan sebagainya.

Ketika anak kami masih kecil, kami tidak pernah mengajak mereka ke acara arisan keluarga hanya karena mereka sungguh menjadi bosan tidak memiliki kegiatan apapun selain duduk menunggu pertanyaan dari orangtua. Meski kami sudah membawakan buku cerita dan buku gambar, tetapi berada di arisan keluarga dimana teman sebaya sangat jarang dan bahkan tidak ada, menjadi pilihan terakhir dalam pengisian akhir pekan mereka paparnya.

Makin dewasa anak juga bisa merasakan perbedaan adat antara kelompok keluarga ayah dan ibunya. Atau perbedaan menghadapi beberapa paman, bibi, kakek, nenek atau sepupu. Dengan merasakan perbedaan, sesungguhnya anak juga akan melatih kemampuannya untuk bisa berkomunikasi secara efektif dengan siapapun yang dihadapinya. Dan ini juga merupakan salah satu keuntungan secara langsung bila kita bisa membiasakan anak-anak mengenal keluarga besarnya.

Henny mengaku, memberi kebebasan pada kedua anaknya untuk tidak mengikuti acara keluarga besarnya. Mereka boleh tidak hadir asal alasan yang mereka paparkan bisa saya terima. Dengan demikian saya tidak serta merta memaksa mereka hadir dalam acara keluarga tersebut.

Diakuinya, anaknya telah memiliki komunitas sendiri kadangkala merasa lebih asyik bersama dengan teman-temannya daripada bertemu dengan keluarga yang berbeda generasi ini. Namun, Henny berpendapat, bertemu dengan keluarga besar tetap perlu bagi kedua anaknya.

Rawatlah Kulit Bayi Secara Optimal

Mempunyai seorang bayi bagi mereka yang baru berkeluarga merupakan anugerah yang sangat membahagiakan. Selain sebagai penerus keturunan, seorang anak merupakan malaikat yang akan mengubah kebahagiaan sebuah keluarga.

Sayangnya tidak sedikit dari mereka terutama yang baru pertama kali mempunyai bayi kebingungan bagaimana memberikan perawatan yang optimal bagi bayinya. Tanpa perawatan yang bagus tentu bayi tidak akan tumbuh seperti yang diharapkan.

Salah satu perawatan yang penting adalah perawatan terhadap kulit bayi. Walaupun sama bernama kulit, perawatan kulit pada bayi tidak sama dengan orang dewasa. Kulit bayi yang lembut dan belum tumbuh sempurna memerlukan perawatan ekstra dan khusus.

Beberapa orang tua akan kebingungan begitu mendapatkan kulit bayinya kemerahan, kering, mengelupas, dan berjerawat. Anda tentu tidak ingin mengalami nasib serupa dengan orang tua tersebut. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mencegah bayi anda mengalami masalah pada kulitnya yang lembut.

Bayi yang baru lahir memiliki kulit yang sangat sensitif. Sesuatu yang sebenarnya tidak mempunyai efek yang berarti pada kulit sensitif orang dewasa, pada kulit bayi bisa mempunyai efek yang besar.

Lingkungan tempat bayi berada merupakan salah satu faktor penting dalam perawatan kulit bayi. Handuk, selimut, sprei, pakaian, merupakan bahan bahan yang selalu bersentuhan dengan kulit bayi kesayangan kita. Pastikan anda sudah mencuci semua bahan dan alat tersebut dengan sabun khusus hipoalergi yang dibuat khusus untuk bayi.

Pilihlah pakaian bayi berbahan lembut dan longgar. Untuk menjaga kehangatan bayi, gunakanlah beberapa lapis pakaian dengan bahan yang lembut, jangan menggunakan bahan yang berbulu dan tebal.

Saat mandi, gunakanlah sabun dan shampoo yang dibuat khusus untuk bayi. Sabun dan shampo orang dewasa sangat tidak cocok untuk kulit bayi, meskipun sabun dan shampo tersebut diperuntukan bagi kulit sensitif. Memandikan bayi yang baru lahir tidak dianjurkan terlalu sering. Memandikan terlalu sering menyebabkan bayi rawan terkena hipotermi dan kulit bayi menjadi kering dan mengelupas.

Ingat selalu untuk melindungi kulit bayi anda dari terik sinar matahari saat berjalan jalan di luar rumah. Walaupun sebenarnya mereka memerlukan udara yang segar dan cahaya matahari, ada baiknya anda menghindari cahaya matahari yang menyengat di siang dan sore hari.

Pilihlah sinar matahari pada pagi hari karena terbukti pembentukan vitamin D pada tubuh sangat terbantu dengan adanya cahaya matahari pagi hari. Bila terpaksa mengajak bayi anda keluar rumah pada siang hari, lindungilah kulit mereka dengan pakaian yang memadai. Gunakan lotion pelindung matahari bila diperlukan dan gunakan yang memang aman untuk kulit bayi.

Hubungi segera dokter, bila anda membutuhkan informasi lebih banyak tentang cara cara melindungi kulit bayi. Demikian pula halnya bila terdapat kelainan kelainan kecil pada kulit bayi, jangan menunda untuk membawa bayi anda ke dokter.

Ibu Anemia, Janin Taruhannya

Jangan anggap remeh gangguan ini. Lebih dari 60% ibu hamil di Indonesia ternyata mengalami anemia.

Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah seseorang sekitar 12 g/100 ml. Bila kadar hemoglobin dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml, penderita digolongkan anemia ringan. Sedangkan bila kadar hemoglobin 6-8 g/100 ml, berarti menderita anemia sedang. Kita bisa dimasukkan kelompok anemia berat bila kadar hemoglobin kurang dari 6 g/100 ml.

Sebenarnya, seberapa penting sih , kadar hemoglobin dalam darah?

Sangat penting. Sebab, jumlah kadar hemoglobin dalam setiap sel darah akan menentukan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Seperti kita tahu, oksigen diperlukan demi kelancaran seluruh fungsi organ tubuh.

Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya anemia?
Pertama, akibat kekurangan zat besi dan asam folat yang disebut anemia defisiensi besi. Selain itu bisa juga karena kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megaloblastik).
Anemia bisa juga terjadi karena akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru (anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering dijumpai adalah anemia defisiensi besi.

Mengapa ibu hamil mudah mengalami anemia?

Saat hamil, volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50%. Ini karena tubuh memerlukan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin.

Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama hamil, dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah merah ibu sedang 300 mg untuk janin dan plasenta.

Apa akibatnya bagi ibu hamil?

Kemungkinan besar ia akan mengalami banyak gangguan, misalnya mudah pingsan, mudah mengalami keguguran, atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus.

Bagaimana pula akibatnya bagi janin?
Kondisi anemia ibu hamil yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, lahir prematur, lahir dengan cadangan zat besi yang kurang, atau lahir dengan cacat bawaan.

Bagaimana ciri penderita anemia?

Kalau kekurangan kadar hemoglobin hanya sedikit , penderita hampir tidak menampakkan gejala. Tetapi bila kekurangannya cukup banyak, secara fisik penderita akan terlihat pucat terutama pada selaput lendir kelopak mata, bibir, juga kuku. Selain itu, tubuh terasa lesu, lemah, mudah lelah, sering menderita pusing disertai pandangan berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari posisi duduk atau membungkuk. Konsentrasi pun jadi menurun.

Bisakah kondisi anemia diketahui sejak dini?

Bisa. Umumnya, pada pemeriksaan kehamilan pertama kali, dokter akan meminta Anda untuk melakukan periksa darah. Dari sinilah diketahui bagaimana kondisi Anda sebenarnya.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi anemia?

Sejak sebelum hamil hingga selama kehamilan, dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B, seperti hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, dan katuk.

Selain itu, konsumsi juga jenis makanan yang mempermudah penyerapan zat besi, misalnya makanan yang mengandung vitamin C tinggi. Yang perlu dihindari adalah makanan/minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, misalnya kopi serta teh.

Oleh: Nia L. Tobing

Tumbuhkan dan Rawatlah Cinta dalam Keluarga

Ketenteraman, ketenangan dan kasih sayang adalah harapan bagi setiap pasangan suami istri (Pasutri) yang memang selayaknya tumbuh dan berwujud dalam rumah tangga.

Beberapa aspek tadi kita sebutlah sebagai cinta, karena cinta yang benar tentulah akan membawa ketentraman, ketenangan, dan kasih sayang. Kalau ia belum tumbuh, maka tumbuhkanlah. Kalau ia sudah tumbuh, maka rawatlah.

Banyak cara yang kadang terdengar sepele, klise, dan sederhana ternyata mampu menumbuhkan dan merawat cinta pasutri tetap segar. Memberi salam dan senyuman kepada pasangan, saling membantu, sentuhan, menghadiahi pasangan, menjaga kebersihan, dan memberikan pujian adalah beberapa cara sedehana yang dapat anda coba.

Warnai setiap pertemuan dan perpisahan dengan salam dan senyuman. Salam yang diberikan seorang suami atau istri ketika hendak meninggalkan rumah atau ketika pulang ke rumah akan membuat suasana hati damai. Kenapa? karena salam dan senyuman bisa berarti kerelaan, penerimaan, do'a, dan isyarat kebaikan.

Saling membantu. Membantu pasangan melakukan sebagian dari tugas dan tanggungjawabnya bisa membuat semakin mesranya hubungan pasutri. Kenapa? Setidaknya ada dua hal, pertama, bisa merasakan apa yang dilakukan pasangan. Sehingga proses membangun empati akan berlangsung lebih baik, misalnya, "ohh..ternyata capek juga ya nyuci piring". Kedua, pasangan akan merasa mendapat perhatian dan dihargai.

Sentuhan. Sentuhan lembut adalah salah satu bahasa cinta, memang kasih sayang tidak selalu harus dibahasakan dengan sentuhan. Ciuman sayang, pelukan, berpegangan tangan dan yang sepertinya di samping mendekatkan dari sisi fisik ia juga mendekatkan dari sisi emosi, menenteramkan dan menenangkan hati.

Memberi pujian. Memberi pujian kepada pasangan dalam waktu-waktu tertentu. Pujian membuat pasangan merasa diperlukan, dihargai, diperhatikan, sehingga pasangan merasa keberadaaannya berarti. Pujian yang baik dan tepat memberi dorongan kepada pasangan yang dipuji untuk melakukan lebih baik daripada apa yang telah dilakukan atau paling tidak mempertahankannya. Pujian yang baik dan tepat mengobati ucapan dan sikap kepada pasangan yang mungkin keliru dan tidak patut untuk diucapkan dan dilakukan, ia menjembatani keduanya untuk lebih mendekat.

Hadiah. Hadiah punya pengaruh yang cukup berarti untuk menumbuhkan cinta kasih suami istri lebih-lebih jika pemilihan dan momennya tepat, sekecil apapun hadiah tersebut karena biasanya pasangan tidak melihat kepada apa yang dihadiahkan akan tetapi kepada penghadiahan itu sendiri yang merupakan wujud dan ungkapan kasih sayang.

Menjaga kebersihan diri. Bagaimana hubungan anda dengan pasangan bisa mesra dan harmonis jika anda atau pasangan dalam keadaan tidak bersih. Biasanya yang tidak bersih itu menimbulkan bau yang tidak sedap, lumrah kalau bau tidak sedap selalu dijauhi karena ia mengganggu. Jagalah kebersihan diri karena pasangan anda berhak mendapatkan apapun yang terbaik yang bisa anda berikan.

Bercanda. Bercanda adalah istirahat hati, pikiran, obat kejenuhan, penawar kebosanan dan penghasil senyuman, anda bisa bayangkan dinginnya hubungan suami istri jika tidak diselingi gurau.

Melakukan berdua. Di tengah kesibukan mengerjakan kewajiban rumah jangan haramkan diri anda dari berdua-duaan dengan pasangan walaupun hanya sekedar duduk-duduk membicarakan hal-hal ringan, atau melakukan kegiatan rumah berdua, bersih-bersih rumah atau membuat makanan kesukaan berdua lalu di makan berdua atau mengunjungi kerabat atau rekan karib hanya berdua tanpa anak-anak, mandi berdua akan membantu pasangan untuk semakin dekat dan mesra.

Bila Anak Bertanya soal Reproduksi

Sebagian besar orangtua di Indonesia merasa rikuh dan tidak mengerti kapan dan bagaimana harus memulai jawaban yang berkaitan dengan reproduksi. Padahal, berbagai studi sudah membuktikan bahwa banyaknya kasus perilaku seksual remaja yang menyimpang karena minimnya pengetahuan mereka tentang reproduksi.

Hal tersebut diakui salah seorang psikolog kenamaan Prof Dr Sarlito W Sarwono Psi. Menurutnya, ada beberapa faktor penghambat pendidikan seksual pada anak antara lain seks masih tabu dibicarakan secara terbuka, orangtua tidak mempunyai pengetahuan yang tepat, merasa malu dan jengah membicarakan seks dengan anak. Mereka berharap anak akan belajar dan tahu sendiri.

Anak pun menjadi lebih banyak mendapatkan informasi terhadap hal-hal yang berhubungan seksualitas melalui program televisi, video games atau internet, bahkan dari bacaan seperti majalah.

"Sementara orangtua dan sekolah tidak mengajarkan anak-anak yang berkaitan dengan pendidikan seksual," ujar Sarlito dalam artikel "Pendidikan Seks untuk Anak, Perlukah?" yang dirilis Dancow Parenting Center.

Padahal, pendidikan seks kepada anak-anak bukan mengajarkan cara-cara berhubungan seks, namun lebih kepada upaya memberikan pemahaman kepada anak, sesuai dengan usianya. Terutama mengenai fungsi-fungsi alat seksual dan masalah naluri alamiah yang mulai timbul, bimbingan mengenai pentingnya menjaga dan memelihara organ intim mereka, disamping juga memberikan pemahaman tentang perilaku risiko-risiko yang dapat terjadi seputar masalah seksual.

Sarlito menegaskan, adalah wajar bila anak-anak bertanya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seks karena seksualitas memang berkembang sejak masa bayi, anak-anak, remaja, sampai dewasa. Perkembangan seksual pun tidak hanya menyangkut perkembangan fisik (fisikoseksual), melainkan juga psikis (psikoseksual).

Sarlito mengungkapkan beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan oleh anak. Misalnya, anak berusia tiga tahun seringkali bertanya bagaimana ia lahir atau anak laki-laki berusia tiga tahun bertanya mengapa alat kelaminnya berbeda dengan adik perempuannya.

Kemudian saat anak berusia lima tahun, pertanyaannya juga akan berkembang cara berpikirnya. Beberapa pertanyaan yang biasanya dilontarkan anak usia lima sampai enam tahun, antara lain mengapa mama memiliki dada yang lebih besar dari papa atau mengapa mama perutnya bisa besar jika ada adik di dalamnya.

Sebaiknya pertanyaan tersebut dijawab sesuai dengan usia anak. Sayangnya, reaksi orangtua seringkali mengabaikan pertanyaan anak tersebut seperti pura-pura tidak mendengar atau mengalihkan pembicaraan.

Ada juga sebagian orangtua yang mengarang cerita untuk anak-anak seperti anak diantar burung bangau atau anak lahir dari pusar. Bahkan, tidak jarang anak dimarahi karena mengajukan pertanyaan semacam itu.

"Reaksi orangtua tersebut dapat mengakibatkan anak bertambah bingung atau semakin ingin tahu. Bisa jadi anak mencari sumber jawaban lain yang mungkin menyesatkan," tegas Sarlito.

Ahli Terapis Seksual dan Penulis buku Dr Ruth Talks to Kids: Where You Came From, How Your Body Changes, and What Sex Is All About Dr Ruth Wastheimer memberikan contoh yang dapat dilakukan orangtua saat menjawab pertanyaan anak-anak mengenai seks.

"Setelah melihat seorang anak perempuan berbeda dengan dirinya, Jimmy, seorang anak laki-laki, bertanya kepada ibunya. Setelah berbicara canggung selama 10 menit mengenai perbedaan anak laki-laki dan perempuan kemudian ibunya bertanya mengenai hal lain yang ingin diketahui Jimmy," jelasnya.

Namun Jimmy justru bertanya mengenai hal lain yang tidak berhubungan dengan seks. Memang pada kasus ini, lanjut Dr Ruth, ibu Jimmy menjelaskan lebih banyak dari yang Jimmy ingin tahu. Meskipun demikian, banyak ahli yang tidak mempermasalahkan hal tersebut karena Jimmy memiliki orangtua yang mau mendiskusikan secara jujur tentang seks.

Janin di Dalam Kandungan Sudah Harus Mendapat Kalsium

Para ibu hamil perlu mengkonsumsi makanan mengadung kalsium agar janin saat lahir memiliki kandungan kalsium yang cukup pada tulangnya, kata guru besar FKUI Prof Dr Ichramsjah A Rachman SpOG.

"Pemberian kalsium sejak dalam janin hingga bayi dan usia 30 tahun akan mampu mencegah penyakit keropos tulang (osteoprosis) saat memasuki lansia," katanya di Jakarta, Sabtu.

Seusai acara pengukuhan sebagai guru besar tetap Ilmu Kandungan Dan Kebidanan FKUI itu, Ichramsjah mengatakan, sebanyak 227.850 orang wanita lansia atau 14,47 persen dari 15,5 juta wanita lansia di Indonesia pada 2000 menderita osteoporosis.

"Para wanita menderita keropos tulang akibat masa kecil hingga usia 30 tahun kurang mengkonsumsi makanan berkalsium, seperti ikan teri, sayur-sayuran, telur, susu," katanya.

Biaya pengobatan sakit keropos tulang pada 227.850 wanita lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 2,7 milyar dolar AS atau sekitar Rp27 triliun.

Ichramsjah menambahkan, pada tahun 2015 jumlah wanita lansia menderita keropos tulang akan meningkat mencapai 352.800 orang yang memerlukan biaya pengobatan 3,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp32 triliun.

Dia mengharapkan pemerintah membuat kebijakan yang jelas dalam pencegahan dan pengobatan osteoporosis melalui perbaikan gizi masyarakat dan penyediaan asuransi kesehatan untuk membiayai pengobatan dan perawatan.

Selain itu, pemrintah perlu menggalakkan para petani menanam sayuran berkalsium tinggi dan tanaman obat mengandung kalsium sehingga membantu pencegahan dan pembelian obat murah tanpa harus mengimpor obat osteoporosis dari luar negeri. (Ant/O-1)

sumber: Media Indonesia Online

Kurang Asam Folat Bisa Sebabkan Bayi Cacat

Kekurangan asam folat pada ibu hamil, berdasarkan penelitian, bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Bayi mengalami cacat pada otak dan sumsum tulang belakang.

Menurut dr Noroyono Wibowo SpOG, Kepala Subbagian Fetomaternal Departemen Obestetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), dalam semiloka manfaat asam folat yang diselenggarakan di Jakarta, beberapa waktu lalu, asam folat merupakan enzim untuk memproduksi DNA (Deoxyribose Nucleic Acid).

''Asam folat juga penting dalam membantu pembelahan sel. Asam folat juga bisa mencegah anemia dan menurunkan risiko terjadinya NTD (Neural Tube Defects) dan sebagai antidepresan,'' kata Bowo.

Sering kali para ibu tidak mengetahui dirinya kekurangan asam folat karena sebagian besar kehamilan terjadi tanpa direncanakan. ''Kebanyakan pasutri (pasangan suami istri) tidak pernah merencanakan kehamilan. Tahu-tahu ibu langsung hamil setelah telat datang bulan. Mereka baru datang ke dokter setelah positif hamil beberapa minggu.''

Karena itu, ibu pun sering tidak membekali diri dengan gizi yang mencukupi ketika sebelum dan sesudah kehamilan. ''Kalau kehamilan direncanakan, maka ia akan mempersiapkan gizi yang baik sebelum hamil. Padahal, kebutuhan asam folat untuk ibu hamil harus disiapkan sejak sebelum kehamilan.''

Di Indonesia sendiri belum ada data pasti berapa besarnya prevalensi adanya penyakit kelainan sumsum tulang belakang. ''Jumlah angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi. Kematian bayi ini belum diidentifikasi penyebabnya apa, karena belum ada data. Salah satu penyebab kematian bayi adalah kekurangan asam folat,'' ujar Bowo.

Kekurangan asam folat menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi dengan berat badan rendah, Down's Syndrome, dan keguguran. ''Bayi mengalami kelainan pembuluh darah. Rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya.''

Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan saat dewasa tidak mengalami menstruasi.

Pada ibu hamil kekurangan folat menyebabkan meningkatnya risiko anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu, dan pucat.

Sumber makanan yang mengandung asam folat adalah hati sapi (liver), brokoli, jeruk, bayam, dan sebagainya. ''Roti dan susu juga mengandung asam folat tinggi, sebab kini susu dan tepung terigu telah difortifikasi mengandung asam folat,'' jelas Dr Tim Green PhD dari Department of Human Nutrition University of Otago New Zealand

Hanya saja hati sapi mengandung vitamin A cukup tinggi. Pemberian vitamin A pada ibu hamil sangat tidak dianjurkan karena menyebabkan gangguan kehamilan. Oleh sebab itu, pengganti hati sapi adalah susu.

Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/hari atau sama dengan dua gelas susu. ''Mengonsumsi folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum hamil sangat dianjurkan. Banyak negara telah melakukan kebijakan dalam pengurangan NTD dengan mewajibkan ibu mengonsumsi asam folat,'' tuturnya. (Nda/V-2)

sumber: Media Indonesia, 4 Februari 2005

Tidak Semua Kista Ganggu Kesuburan Wanita

Masalah kesuburan pada perempuan sering dikaitkan dengan kista. Bahkan, ada anggapan seseorang yang terkena kista di ovarium (indung telur) akan sulit hamil.

Pendapat itu ternyata tidak sepenuhnya benar karena pada umumnya kista bersifat jinak, berukuran kecil, dan tidak berpengaruh terhadap kesuburan. Tetapi, kista bisa berbahaya manakala sudah berukuran besar.

"Kista merupakan neoplasma atau pertumbuhan sel baru yang liar. Kista bisa dikatakan berisiko jika neoplasmanya ganas dan bisa mengakibatkan kanker ovarium," kata spesialis kebidanan dan kandungan dr Indra Anwar kepada Media di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Indra, seseorang bisa saja hamil dengan kista. Lagi pula ovarium seorang perempuan ada sepasang. Jika salah satunya terganggu dan tidak berfungsi, masih ada satu lagi sehingga kehamilan masih dapat terjadi.

"Jadi, kista berukuran besar dapat mengganggu kehamilan, bukan kesuburannya," kata dokter dari Rumah Sakit Bunda Jakarta ini lagi.

Lebih lanjut, Indra menjelaskan kista yang memiliki diameter lebih dari 5 cm dapat melintir pada saat terjadi kehamilan. Akibatnya, kista pecah dan menimbulkan nyeri sangat hebat.

Bila hal itu terjadi, lanjutnya, dapat menjadi nekrotik dan bisa mengakibatkan emboli hingga kematian. Itulah sebabnya kista berukuran besar harus diangkat agar tidak mengganggu dan dapat didiagnosis secara petologi. Dengan diagnosis dapat diketahui apakah kista itu jinak atau ganas.

Jenis kista

Indra menjelaskan, kista berupa selaput. Ada yang berisi cairan kental, dan bukan kental, yaitu dermoid. Kista dermoid berasal dari elemen ektodermal sehingga sel-selnya mirip kulit, yaitu sel epitel gepeng, tampak pula folikel rambut, kelenjar keringat, kadang-kadang elemen tulang. Potensi kista dermoid menjadi ganas relatif kecil, cuma sekitar 1-3%.

Namun, lanjutnya, penyakit yang mengganggu kesuburan dan sering disalahartikan sebagai kista adalah endometriosis. Endometriosis memang ada yang berbentuk kista, karena itu sering disebut kista. Padahal, kista merupakan neoplasma, sementara endometriosis berupa kelenjar dinding rahim yang abnormal dan tumbuh di luar rahim.

"Umumnya endometriosis memengaruhi kesuburan seorang wanita dan dapat berbentuk kista di indung telur," tutur Indra.

Kista endometriosis mengganggu kesuburan karena secara mekanik dapat mengakibatkan perlengketan-perlengketan. Adanya perlengketan menyebabkan proses ovum pick-up (lepasnya sel telur yang telah matang), sehingga sulit ditangkap fimbriea (ujung tuba fallopi). Akibatnya, pembuahan sulit terjadi.

Selain itu, kata Indra, adanya kista endometriosis. Secara imunologis kesuburan juga terhambat, karena timbulnya reaksi-reaksi kekebalan mengganggu fungsi sel telur, sperma, dan embrio secara alami.

''Jika dibiarkan, endometriosis akan semakin berat dan umumnya perempuan susah hamil. Dari survei, 40% perempuan yang sulit hamil diketahui memiliki endometriosis pada rahimnya.''

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan operasi dengan cara laparoskopi. Setelah dilakukan operasi, 70% perempuan dengan endometriosis ringan (stadium 1 dan 2) dapat kembali hamil secara normal. Sebaliknya endometriosis berat (stadium 3 dan 4) akan sulit untuk hamil secara alami meskipun telah diobati, kecuali dengan cara inseminasi buatan atau bayi tabung.

Meskipun kista tidak mengganggu kesuburan, Indra menganjurkan untuk selalu melakukan deteksi dini berupa pemeriksaan ultrasonografi (USG). Karena, ada kemungkinan kista tersebut neoplasma ganas dan bisa mengakibatkan kanker ovarium. Seperti diketahui, kanker ovarium merupakan kanker nomor tiga penyebab kematian perempuan Indonesia setelah kanker payudara dan kanker mulut rahim.

"Jika terjadi kanker ovarium, ada kemungkinan organ reproduksi seperti indung telur atau rahim harus dibuang sehingga tidak dapat terjadi kehamilan," ujar Indra.

Ketika ditanya apakah kista mengganggu hubungan seksual suami istri, Indra mengatakan kista di ovarium dan vagina tidak mengganggu. Sedangkan yang terletak di luar atau di vulva, bisa mengganggu. Apalagi jika sudah terjadi peradangan, dapat mengakibatkan nyeri.

Tetapi kista endometriosis, kata Indra lagi, dapat mengganggu kehidupan seksual karena akan timbul rasa nyeri pada saat melakukan hubungan seksual. (CR-48/H-1)

sumber: Media Indonesia Online, Rabu, 24 Agustus 2005

Berapa kali anda berhubungan intim selama seminggu?