May 7, 2008

Kanker Rahim dan Indung Telur Berawal dari Siklus Haid Tak Normal

Kanker Rahim dan Indung Telur merupakan penyakit yang khas menyerang kaum perempuan. Umumnya yang terkena adalah mereka yang sudah memasuki fase menopause atau berusia di atas 50 tahun. Sampai sekarang, penyebabnya masih belum diketahui namun ada beberapa faktor seperti faktor genetik dan faktor lingkungan yang meningkatkan resiko terjadinya kanker. Seperti usia saat menstruasi pertama (menarke) sebelum 12 tahun, menopause setelah 52 tahun, ras, usia saat memiliki anak pertama, dan obesitas.

Selain itu, perempuan yang mengkonsumsi tamoksifen, obat yang mencegah dan mengobati kanker payudara mempertinggi resiko terjadinya kanker rahim. Namun, perlu ditekankan bahwa keuntungan yang didapat dan tamoksifen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan resiko terjadinya kanker rahim.


Gejala-gejala
Beberapa gejala yang biasanya dialami oleh penderita kanker ini adalah pendarahan, siklus menstruasi yang tidak normal, nyeri di bagian bawah perut atau panggul, sulit berkemih dan gejala saluran pencernaan, seperti perut kembung, mual, dan muntah. Namun biasanya gejala stadium dini sangat sulit dirasakan penderita untuk ifu disarankan untuk melakukan tes penyaringan secara berkala, misalnya USG, pemeriksaan panggul setahun sekali.

Karena penderita biasanya baru merasakan gejala saat sudah stadium lanjut, maka jika ternyata terdapat sel kanker, maka harus dilihat apakah sudah terjadi penyebaran. Biasanya sel kanker menyebar melalui pembuluh darah ke hati dan paru-paru atau kelenjar getah bening ke panggul atau perut. Untuk itu, biasanya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi, CT Scan panggul dan tulang atau USG transvaginal untuk menentukan stadium yang terjadi.

Jika terdapat sel kanker, maka biasanya dilakukan beberapa terapi secara bersamaan. Namun pada intinya, terapiterapi yang dilakukan adalah pembedahan, penyinaran, dan kemoterapi. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat bagian yang sudah terkontaminasi sel kanker dan sekitarnya, hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran sel kanker dorman (tidak aktif) karena terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

Terapi
Terapi penyinaran dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan. Terapi penyinaran ini dilakukan dengan menggunakan sinar yang beradiasi tinggi di daerah sekitar sel kanker dengan tujuan membunuh sisa-sisa sel kanker jika dilakukan sebelum pembedahan.

Kemoterapi yang dilakukan biasanya merupakan terapi hormon untuk mencegah rangsangan hormon estrogen kepada sel kanker, dengan didahului dengan tes receptor hormon dan dilakukan kepada penderita kanker yang belum menyebar. Namun, jika sel tidak memberikan respon yang positif terhadap hormon progesteron yang diberikan maka diberikan obat kemoterapi yang lain seperti siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.

Sumber: human health

Berapa kali anda berhubungan intim selama seminggu?