May 12, 2008

Jadikan Keluarga Besar Sebagai Media Belajar bagi Anak

Lewat keluarga besar, seorang anak semakin dapat melihat keberagaman dan belajar menghargai perbedaan. Lewat keluarga besar juga, nilai-nilai luhur diturunkan dan ditradisikan.

Keluarga dapat berfungsi menahan dan menetralisir banyak pengaruh buruk dari lingkungan. Dukungan dan sebaliknya pun dapat diperoleh anak dari keluarganya. Kini ikatan keluarga seolah-olah mengendur tergantikan dengan seabrek aktivitas pendidikan dan sosialisasi yang dibebankan pada anak.

Henny Sitepu Supolo SS, MA pakar pendidikan anak, berpendapat bahwa sebelum adanya keluarga besar, keluarga merupakan inti elemen penting untuk dikenal dan diterima anak. Hubungan kuat berlandaskan keinginan berkomunikasi timbal balik merupakan hal penting dalam lingkungan ini.

Perkenalkan anak terlebih dulu pengenalan pohon keluarga yang masih satu kakek dan nenek, paman dan bibi, adik dan kakak, serta sepupu-sepupu. Setelah itu baru keluarga lainnya yang berasal dari satu buyut. Tahapan ini penting untuk pemahaman anak, pada dasarnya kedekatan keluarga dan prioritas sesungguhnya banyak ditentukan oleh tahapan tersebut.

Menurut Henny, biasanya kedekatan dalam keluarga besar juga sangat tergantung dari kemampuan berkomunikasi kedua belah pihak. Bukan hanya dari anak-anak tapi juga dari pihak paman, bibi atau para sepupu itu katanya. Bahkan, sebagian orang menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dalam keluarga. Alasannya, selain untuk memudahkan berkomunikasi, juga untuk mendekatkan emosi anak pada budaya dan akar tradisinya.

Dalam pengenalan keluarga besar ini, Henny mengungkapkan, tidak pernah memaksakan anak-anak untuk datang ke pertemuan keluarga kecuali saat Lebaran dan kegiatan keagamaan yang dilakukan bersama keluarga besar. Baginya acara ulangtahun atau arisan keluarga bukan keharusan untuk didatangi bersama anak.

Hal ini disepakati karena merasa bahwa kedekatan bukan berasal dari pertemuan yang dipaksakan, tapi akan datang langsung dari hati anak-anak itu sendiri. Biasanya anak yang terbiasa dekat dengan keluarga besarnya akan nyaman ketika bergaul dengan orang yang lebih tua. Ini salah satu hal positif dari kedekatan keluarga besar. Keterampilan berkomunikasi memang sangat dilatih saat anak dibiasakan bergaul dengan keluarga besar yang memiliki beragam tutur.

Penanaman nilai memegang peranan ketika anak berinteraksi dengan keluarganya seperti sikap saling menghargai, mencintai damai dan menghargai perbedaan adalah beberapa diantaranya. Henny mengatakan kemalasan anak karena tidak biasa bergaul dengan keluarga besarnya sesungguhnya bisa disamakan dengan ketidaknyamanan anak berada di lingkungan baru.

Bagaimana anak tidak bosan bila ia harus duduk diam dan tidak boleh membantah meski tidak setuju dengan apapun yang didengarnya. Atau bagaimana tidak akan gelisah bila dalam jangka waktu lama, duduk manis merupakan keharusan untuk lulus kesopanan paparnya.

Namun pada anak juga bisa diberikan pemahaman dan semacam tips untuk menghadapi kondisi ini. Antara lain, tidak perlu terlalu lama berada dan duduk diam, segera mencari kegiatan yang kira-kira bisa mengalihkan kebosanannya. Umpamanya, mengajak bermain halma, kartu dan sebagainya.

Ketika anak kami masih kecil, kami tidak pernah mengajak mereka ke acara arisan keluarga hanya karena mereka sungguh menjadi bosan tidak memiliki kegiatan apapun selain duduk menunggu pertanyaan dari orangtua. Meski kami sudah membawakan buku cerita dan buku gambar, tetapi berada di arisan keluarga dimana teman sebaya sangat jarang dan bahkan tidak ada, menjadi pilihan terakhir dalam pengisian akhir pekan mereka paparnya.

Makin dewasa anak juga bisa merasakan perbedaan adat antara kelompok keluarga ayah dan ibunya. Atau perbedaan menghadapi beberapa paman, bibi, kakek, nenek atau sepupu. Dengan merasakan perbedaan, sesungguhnya anak juga akan melatih kemampuannya untuk bisa berkomunikasi secara efektif dengan siapapun yang dihadapinya. Dan ini juga merupakan salah satu keuntungan secara langsung bila kita bisa membiasakan anak-anak mengenal keluarga besarnya.

Henny mengaku, memberi kebebasan pada kedua anaknya untuk tidak mengikuti acara keluarga besarnya. Mereka boleh tidak hadir asal alasan yang mereka paparkan bisa saya terima. Dengan demikian saya tidak serta merta memaksa mereka hadir dalam acara keluarga tersebut.

Diakuinya, anaknya telah memiliki komunitas sendiri kadangkala merasa lebih asyik bersama dengan teman-temannya daripada bertemu dengan keluarga yang berbeda generasi ini. Namun, Henny berpendapat, bertemu dengan keluarga besar tetap perlu bagi kedua anaknya.

Berapa kali anda berhubungan intim selama seminggu?